iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Senin, 08 Mei 2017

KONSEP DAN PRINSIP PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


   A.   
Pengertian Obat Topical
            Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada membran area mata, hidung, dan lubang telinga.(Christine Juliana, 2007). Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep mata, tetes telinga dan lain-lain.
Cara memberikan obat pada kulit yaitu dengan mengoleskan yang bertujuan untuk mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, dan mengurangi iritasi kulit atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, dan salep. Cara memberikan obat pada telinga yaitu dengan tetes telinga. Macam-macam obat tetes. Antara lain :
1.      Obat tetes telinga diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah. Cara memberikan obat pada mata yaitu dengan tetes mata atau salep mata.
2.      Obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
3.      Obat tetes hidung digunakan untuk mengobati infeksi pada rongga hidung, mengencerkan sekresi serta dapat digunakan untuk melihat reaksi setempat. (Moh.Arief, 1995)

      B.     Tujuan Pemberian Obat Tropikal
      Menurut (Jean Smith dan Joyce Young, 2010) tujuan pemberian obat topikal, yaitu :
1.      Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
2.      Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
3.      Melindungi permukaan kulit
4.      Mengurangi iritasi kulit local
5.      Menciptakan anastesi local
6.      Atau mengatasi infeksi atau iritasi

 C.    Tempat Pemberian Obat Topical
       1.      Tempat pemberian obat tropikal pada kulit (Ganda Sigalingging, 2013)
                        Pemberian obat kulit secara topikal merupakan tindakan mengoleskan obat yang di                        lakukan pada daerah kulit tertentu.
a.      Tujuan:
1)      Melindungi permukaan kulit
2)      Mempertahankan kecantikan lapisan kulit
3)       Memperoleh reaksi obat secara lokal
4)      Mengurangi iritasi kulit

b.      Tekhnik pemberian obat topikal pada kulit:
Alat dan Bahan
Baki berisi:
1)      Obat topikal yang diperlukan misalnya krim, lotion, dan salep.
2)      Handscoon
3)      Kain kasa
4)      Balutan
5)      Plaster
6)      Kom berisi air hangat
7)      Pengalas
8)      Sesuaikan alat dengan kondisi kulit dan obat yang digunakan
9)      Nierbeken

c.       Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

d.     Prosedur kerja
1)      Periksa kembali order obat: nama pasien, nama obat, dosis obat, rute pemberian, dan waktu pemberian.
2)      Siapkan obat
3)      Letakkan peralatan dan obat didekat pasien
4)      Cuci tangan
5)      Pasang pengalas
6)      Pasang handscoon
7)      Posisikan pasien senyaman mungkin
8)      Bersihkan daeran yang akan diberi obat dengan air hangat sesuai kondisi kulit kemudian keringkan
9)      Berikan obat sesuai indikasi dan perhatikan cara penggunaan, misal dioles, tabur, atau di kompres
10)  Tutup area kulit sesuai metode pengobatan
11)  Rapikan pasien
12)  Bersihkan alat dan kembalikan ketempatnya
13)  Cuci tangan
14)  Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

e.      Efek samping
Efek samping Betametason Topikal :
1)      Sensasi rasa panas atau terbakar
2)      Rasa gatal-gatal
3)      Kulit kering
4)      Penipisan kulit
5)      Perubahan warna kulit
6)      Kulit terlihat memar atau memerah


2.      Tempat pemberian obat topikal pada mata (Ganda Sigalingging, 2013)
      Pemberian obat mata secara topikal merupakan memasukkan obat pada mata dengan meneteskan atau mengoleskan pada daerah mata.

a.      Tujuan:
1)      Mengobati penyakit pada mata
2)      Membersihkan mata dari kotoran
3)      Mencegah kekeringan pada mata
4)      Tindakan pemeriksaan

b.      Tekhnik pemberian obat topikal pada mata:
Alat dan bahan
Baki berisi:
1)      Obat tetes atau salep mata yang diperlukan
2)      Handscoon
3)      Kain kasa
4)      Plaster
5)      Tisu
6)      Pegalas
7)      Air hangat atau kapas pelembab
8)      Nierbeken

c.       Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

d.      Prosedur kerja
1)      Periksa kembali order obat: nama pasien, nama obat, dosis obat, cara pemberian, waktu pemberian, waspada efek obat
2)      Siapkan obat
3)      Bawa alat dan obat ke dekat pasien
4)      Cuci tangan
5)      Gunakan handscoon
6)      Posisikan pasien senyaman mungkin
7)      Bersihkan daerah kelopak dari dalam keluar dengan air hangat sesuai kondisi mata kemudian keringkan
8)      Buka mata bagian bawah dan anjurkan pasien melihat keatas
9)      Teteskan obat sesuai indikasi dan anjurkan pasien menutup mata. Apabila obat berbentuk salep, pegang tube, tekan hingga obat keluar sesuai kebutuhan dalam kelopak mata bawah sambil anjurkan pasien melihat kebawah
10)  Tutup area mata dengan kain kasa sesuai metode pengobatan
11)  Rapikan pasien
12)  Bersihkan alat dan kembalikan ketempatnya
13)  Cuci tangan
14)  Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

e.       Efek samping
1)      Rasa pedih ketika pertama kali digunakan antara 2 sampai 3 menit
2)      Ada rasa sakit pada tenggorokan
3)      Demam
4)      Memar pada area mata
5)      Jika si pengguna obat tetes mata mempunyai alergi, ini dapat menyebabkan ruam pada wajah, gatal, bengkak pada mata, pusing bahkan kesulitan bernafas.

3.      Tempat pemberian obat topikal pada telinga (Ganda Sigalingging,2013)
      Pemberian obat telinga secara topikal merupakan tindakan memasukan obat pada telinga dengan cara meneteskan melalui dinding telinga. Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan gangguan infeksi telinga.
a.      Tujuan:
1)      Memberi efek lokal
2)      Menghilangkan nyeri
3)      Melunakkan serumen

b.      Tekhnik pemberian obat topikal pada telinga;
Alat dan bahan
Baki berisi:
1)      Botol obat dan penetes steril dan tempatnya
2)      Buku daftar obat
3)      Spekulum telinga, jika diperlukan
4)      Lidi kapas
5)      handscoon
6)      Plaster
7)      Kain kasa
8)      Tisu
9)      Nerbeken

c.       Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

d.      Prosedur kerja
1)      Periksa kembali order obat: nama pasien, nama obat, dosis obat, cara pembarian, rute pemberian obat, waktu pemberian, dan waspada efek samping
2)      Siapkan obat
3)      Letakan peralatan dan obat ke dekat pasien
4)      Cuci tangan
5)      Atur posisi pasien  dengan kepala miring ke kanan/kiri. Upayakan telinga pasien mengadah ke atas
6)      Pasang spekulum telinga, jika diperlukan
7)      Tarik daun telinga keatas atau kebelakang
8)      Teteskan obat pada dinding telinga sesuai dosis
9)  Jika obat berbentuk salep oleskan dengan menggunakan lidi kapas pada liang telinga
10)  Anjurkan pasien mempertahankan posisi tersebut selama 3-5 menit
11)  Tutup telinga dengan kain kasa kemudian plaster sesuai kebutuhan pasien
12)  Rapikan pasien
13)  Kembalikan alat ketempatnya
14)  Cuci tangan
15)  Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

e.       Efek samping
Efek samping otopain topikal
1)      Gangguan pada kanal eksternal pendengaran
2)      Kepekaan pada kulit
3)      Otottoksitas
4)      Nefrotoksisitas karena neomycin

4.      Tempat Pemberian Obat Topikal Pada Hidung (Ganda Sigalingging,2013)
Pemberian obat secara topikal pada hidung merupakan tindakan memasukkan sejumlah obat melalui lubang hidung.

a.      Tujuan:
1)      Mengencerkan sekresi
2)      Mengobati infeksi pada rongga hidung
3)      Melihat reaksi setempat

b.      Tekhnik pemberian obat topikal pada hidung:
Alat dan bahan
1)      Botol obat dengan penetes steril
2)      Pipet
3)      Spekulum hidung
4)      Kain kasa
5)      Plester
6)      Tisu
7)      Nierbeken


c.       Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

d.      Prosedur kerja
1)      Periksa order obat: nama pasien, nama dan dosis obat, cara pemberian, dan rute pemberian
2)      Siapkan obat
3)      Letakkan peralatan dan obat kedekat pasien
4)      Cuci tangan
5)      Atur posisi
·         Duduk: kepala tengadah ke belakang
·         Berbaring: bagian kepala ekstensi pada tepi tempat tidur atau gunakan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah kebelakang
6)      Teteskan obat pada masing-masing lubang hidung sesuai dosis pemberian
7)      Pertahankan posisi 2-3 menit
8)      Rapikan pasien
9)      Kembalikan alat pada tempatnya
10)  Cuci tangan
11)  Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
e.       Efek samping
Efek samping iliadin topikal :
1)      Rasa panas
2)      Rasa kering pada mukosa hidung
3)      Bersin
4)      Pusing
5)      Insomnia
6)      Palpitasi
7)      Dapat terjadi pembengkakan kronis dari mukus nasal pada pemakaian berlebihan atau jangka panjang

        B.     Klasifikasi Obat Topikal
1.      Berdasarkan Bentuk
a.      Lotion
            Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Lotion biasanya terdiri dari minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol. Bisanya lotion akan cepat mengering jika mengandung alkohol yang tinggi. Pada umumnya pembawa dari lotion adalah air. lotion dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit. Setelah pemakaian, lotion akan segera kering dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit. (Ansel, 1989)

b.      Shake lotion
            Shake lotion merupakan campuran yang memisah menjadi dua atau tiga bagian apabila didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering dicampur dengan larutan berbasis air. Perlu dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. (Anief, 1999)

c.       Cream
            Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya digunakan untuk melembabkan kulit. Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang tingi, Cream memiliki tingkat penerimaan yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan toleransi antara merek generik. (Jean Smith, Joyce Young dan patricia carr, 2005)
d.      Salep
            Salep adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal, berminyak dengan viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau selaput lendir. Salep digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai dengan tingkat oklusi yang diinginkan. Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir yang terdapat pada mata (salep mata). Salep biasanya sangat lembab, dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko rendah sensitisasi akibat beberapa bahan minyak atau lemak. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif tinggi. (Anief, 1999)

      C.    Indikasi Pemberian Obat Secara Topikal (Moh. Arief, 1995)
1.      Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi
2.      Pada pasien radang mata atau alergi mata
3.      Infeksi saluran nafas
4.      Otitis media (radang rongga gendang telinga)
5.      Infeksi kulit

         D.    Kontra Indikasi Pemberian Obat Secara  Topikal  (Moh. Arief, 1995)
1.      Pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pengawasan dan nasehat dokter
2.      Hipersensitivitas
3.      Diare, gangguan fungsi hati dan ginjal
4.      Pada pasien ulkus dendritik
5. Individu yang atopi (hipersensitivitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang ditemukan
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan.EGC, Jakarta.
Potter, 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester  Monica. Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Priharjo Robert, 1995. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. EGC, Jakarta.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC, Jakarta.
Sigalingging, Ganda, 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Buku kedokteran EGC, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA KESEHATAN DAN KEPERAWATAN TENTANG NEBULIZER

Teknologi dan Sistem Informasi dalam Dunia Kesehatan dan Keperawatan A.     Pengertian sistem informasi kesehatan Sistem informasi kese...