A. Pengertian Obat Topical
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada
kulit atau pada membran area mata, hidung, dan lubang telinga.(Christine
Juliana, 2007). Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal,
misalnya tetes mata, salep mata, tetes telinga dan lain-lain.
Cara memberikan obat pada kulit yaitu dengan mengoleskan
yang bertujuan untuk mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, dan mengurangi
iritasi kulit atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam
seperti krim, losion, dan salep. Cara memberikan obat pada telinga yaitu dengan
tetes telinga. Macam-macam obat tetes. Antara lain :
1.
Obat tetes telinga
diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah. Cara
memberikan obat pada mata yaitu dengan tetes mata atau salep mata.
2.
Obat tetes mata
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara
mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
3.
Obat tetes hidung digunakan
untuk mengobati infeksi pada rongga hidung, mengencerkan sekresi serta dapat
digunakan untuk melihat reaksi setempat. (Moh.Arief, 1995)
B.
Tujuan Pemberian Obat Tropikal
Menurut (Jean Smith dan Joyce Young, 2010) tujuan
pemberian obat topikal, yaitu :
1.
Memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut
2.
Mempertahankan
hidrasi lapisan kulit
3.
Melindungi
permukaan kulit
4.
Mengurangi iritasi
kulit local
5.
Menciptakan
anastesi local
6.
Atau mengatasi
infeksi atau iritasi
C.
Tempat Pemberian Obat Topical
1.
Tempat pemberian obat tropikal pada kulit (Ganda
Sigalingging, 2013)
Pemberian obat kulit secara topikal
merupakan tindakan mengoleskan obat yang di lakukan pada daerah kulit tertentu.
a.
Tujuan:
1)
Melindungi
permukaan kulit
2)
Mempertahankan
kecantikan lapisan kulit
3)
Memperoleh reaksi obat secara lokal
4)
Mengurangi iritasi
kulit
b.
Tekhnik pemberian obat topikal pada kulit:
Alat dan Bahan
Baki berisi:
1)
Obat topikal yang
diperlukan misalnya krim, lotion, dan salep.
2)
Handscoon
3)
Kain kasa
4)
Balutan
5)
Plaster
6)
Kom berisi air
hangat
7)
Pengalas
8)
Sesuaikan alat
dengan kondisi kulit dan obat yang digunakan
9)
Nierbeken
c.
Persiapan pasien
Jelaskan
kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.
d.
Prosedur kerja
1) Periksa kembali order obat: nama pasien, nama obat, dosis
obat, rute pemberian, dan waktu pemberian.
2) Siapkan obat
3) Letakkan peralatan dan obat didekat pasien
4) Cuci tangan
5) Pasang pengalas
6) Pasang handscoon
7) Posisikan pasien senyaman mungkin
8) Bersihkan daeran yang akan diberi obat dengan air hangat
sesuai kondisi kulit kemudian keringkan
9) Berikan obat sesuai indikasi dan perhatikan cara
penggunaan, misal dioles, tabur, atau di kompres
10) Tutup area kulit sesuai metode pengobatan
11) Rapikan pasien
12) Bersihkan alat dan kembalikan ketempatnya
13) Cuci tangan
14) Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
e.
Efek samping
Efek samping Betametason Topikal :
1) Sensasi rasa panas atau terbakar
2) Rasa gatal-gatal
3) Kulit kering
4) Penipisan kulit
5) Perubahan warna kulit
6) Kulit terlihat memar atau memerah
2.
Tempat pemberian obat topikal pada mata (Ganda
Sigalingging, 2013)
Pemberian obat mata secara topikal merupakan memasukkan
obat pada mata dengan meneteskan atau mengoleskan pada daerah mata.
a.
Tujuan:
1) Mengobati penyakit pada mata
2) Membersihkan mata dari kotoran
3) Mencegah kekeringan pada mata
4) Tindakan pemeriksaan
b.
Tekhnik pemberian obat topikal pada mata:
Alat dan bahan
Baki berisi:
1)
Obat tetes atau
salep mata yang diperlukan
2)
Handscoon
3)
Kain kasa
4)
Plaster
5)
Tisu
6)
Pegalas
7)
Air hangat atau
kapas pelembab
8)
Nierbeken
c.
Persiapan pasien
Jelaskan
kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
d.
Prosedur kerja
1)
Periksa kembali
order obat: nama pasien, nama obat, dosis obat, cara pemberian, waktu
pemberian, waspada efek obat
2)
Siapkan obat
3)
Bawa alat dan obat
ke dekat pasien
4)
Cuci tangan
5)
Gunakan handscoon
6)
Posisikan pasien
senyaman mungkin
7)
Bersihkan daerah
kelopak dari dalam keluar dengan air hangat sesuai kondisi mata kemudian keringkan
8)
Buka mata bagian
bawah dan anjurkan pasien melihat keatas
9)
Teteskan obat
sesuai indikasi dan anjurkan pasien menutup mata. Apabila obat berbentuk salep,
pegang tube, tekan hingga obat keluar
sesuai kebutuhan dalam kelopak mata bawah sambil anjurkan pasien melihat
kebawah
10) Tutup area mata dengan kain kasa sesuai metode pengobatan
11) Rapikan pasien
12) Bersihkan alat dan kembalikan ketempatnya
13) Cuci tangan
14) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
e.
Efek samping
1)
Rasa pedih ketika
pertama kali digunakan antara 2 sampai 3 menit
2)
Ada rasa sakit pada
tenggorokan
3)
Demam
4)
Memar pada area
mata
5)
Jika si pengguna
obat tetes mata mempunyai alergi, ini dapat menyebabkan ruam pada wajah, gatal,
bengkak pada mata, pusing bahkan kesulitan bernafas.
3.
Tempat pemberian obat topikal pada telinga (Ganda
Sigalingging,2013)
Pemberian obat telinga secara topikal
merupakan tindakan memasukan obat pada telinga dengan cara meneteskan melalui
dinding telinga. Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan gangguan infeksi
telinga.
a.
Tujuan:
1)
Memberi efek lokal
2)
Menghilangkan nyeri
3)
Melunakkan serumen
b.
Tekhnik pemberian obat topikal pada telinga;
Alat dan bahan
Baki berisi:
1)
Botol obat dan
penetes steril dan tempatnya
2)
Buku daftar obat
3)
Spekulum telinga,
jika diperlukan
4)
Lidi kapas
5)
handscoon
6)
Plaster
7)
Kain kasa
8)
Tisu
9)
Nerbeken
c.
Persiapan pasien
Jelaskan
kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.
d.
Prosedur kerja
1)
Periksa kembali
order obat: nama pasien, nama obat, dosis obat, cara pembarian, rute pemberian
obat, waktu pemberian, dan waspada efek samping
2)
Siapkan obat
3)
Letakan peralatan
dan obat ke dekat pasien
4)
Cuci tangan
5)
Atur posisi
pasien dengan kepala miring ke
kanan/kiri. Upayakan telinga pasien mengadah ke atas
6)
Pasang spekulum
telinga, jika diperlukan
7)
Tarik daun telinga
keatas atau kebelakang
8)
Teteskan obat pada
dinding telinga sesuai dosis
9) Jika obat berbentuk salep oleskan dengan menggunakan lidi kapas pada liang telinga
9) Jika obat berbentuk salep oleskan dengan menggunakan lidi kapas pada liang telinga
10) Anjurkan pasien mempertahankan posisi tersebut selama 3-5
menit
11) Tutup telinga dengan kain kasa kemudian plaster sesuai
kebutuhan pasien
12) Rapikan pasien
13) Kembalikan alat ketempatnya
14) Cuci tangan
15) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
e.
Efek samping
Efek samping
otopain topikal
1)
Gangguan pada kanal
eksternal pendengaran
2)
Kepekaan pada kulit
3)
Otottoksitas
4)
Nefrotoksisitas
karena neomycin
4.
Tempat Pemberian Obat Topikal Pada Hidung (Ganda
Sigalingging,2013)
Pemberian obat secara topikal
pada hidung merupakan tindakan memasukkan sejumlah obat melalui lubang hidung.
a.
Tujuan:
1)
Mengencerkan
sekresi
2)
Mengobati infeksi
pada rongga hidung
3)
Melihat reaksi
setempat
b.
Tekhnik pemberian obat topikal pada hidung:
Alat dan bahan
1)
Botol obat dengan
penetes steril
2)
Pipet
3)
Spekulum hidung
4)
Kain kasa
5)
Plester
6)
Tisu
7)
Nierbeken
c.
Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan.
d.
Prosedur kerja
1)
Periksa order obat:
nama pasien, nama dan dosis obat, cara pemberian, dan rute pemberian
2)
Siapkan obat
3)
Letakkan peralatan
dan obat kedekat pasien
4)
Cuci tangan
5)
Atur posisi
·
Duduk: kepala
tengadah ke belakang
·
Berbaring: bagian
kepala ekstensi pada tepi tempat tidur atau gunakan bantal dibawah bahu dan
kepala tengadah kebelakang
6)
Teteskan obat pada
masing-masing lubang hidung sesuai dosis pemberian
7)
Pertahankan posisi
2-3 menit
8)
Rapikan pasien
9)
Kembalikan alat
pada tempatnya
10) Cuci tangan
11) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
e.
Efek samping
Efek samping
iliadin topikal :
1)
Rasa panas
2)
Rasa kering pada
mukosa hidung
3)
Bersin
4)
Pusing
5)
Insomnia
6)
Palpitasi
7)
Dapat terjadi
pembengkakan kronis dari mukus nasal pada pemakaian berlebihan atau jangka
panjang
B.
Klasifikasi Obat Topikal
1.
Berdasarkan Bentuk
a.
Lotion
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Lotion biasanya terdiri dari minyak dicampur
dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol. Bisanya lotion akan cepat
mengering jika mengandung alkohol yang tinggi. Pada umumnya pembawa dari lotion
adalah air. lotion dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung
atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian
yang merata dan cepat pada permukaan kulit. Setelah pemakaian, lotion akan
segera kering dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan
kulit. (Ansel, 1989)
b.
Shake lotion
Shake lotion merupakan campuran yang
memisah menjadi dua atau tiga bagian apabila didiamkan dalam jangka waktu
tertentu. Minyak sering dicampur dengan larutan berbasis air. Perlu dikocok
terlebih dahulu sebelum digunakan. (Anief, 1999)
c.
Cream
Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan
akan mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya
digunakan untuk melembabkan kulit. Cream memiliki risiko yang signifikan karena
dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang tingi, Cream memiliki tingkat
penerimaan yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam bahan,
komposisi, pH, dan toleransi antara merek generik. (Jean Smith, Joyce Young dan
patricia carr, 2005)
d.
Salep
Salep adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal,
berminyak dengan viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau
selaput lendir. Salep digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi,
atau profilaksis sesuai dengan tingkat oklusi yang diinginkan. Salep digunakan
pada kulit dan selaput lendir yang terdapat pada mata (salep mata). Salep
biasanya sangat lembab, dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki
risiko rendah sensitisasi akibat beberapa bahan minyak atau lemak. Menurut
pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian pada kulit
dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari
substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung
air dalam proporsi relatif tinggi. (Anief, 1999)
C.
Indikasi Pemberian Obat Secara Topikal (Moh. Arief, 1995)
1.
Pada pasien dengan
mata merah akibat iritasi
2.
Pada pasien radang
mata atau alergi mata
3.
Infeksi saluran
nafas
4.
Otitis media
(radang rongga gendang telinga)
5.
Infeksi kulit
D.
Kontra Indikasi Pemberian Obat Secara Topikal
(Moh. Arief, 1995)
1.
Pada penderita
glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam
pengawasan dan nasehat dokter
2.
Hipersensitivitas
3.
Diare, gangguan
fungsi hati dan ginjal
4.
Pada pasien ulkus
dendritik
5. Individu yang atopi (hipersensitivitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang ditemukan
5. Individu yang atopi (hipersensitivitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang ditemukan
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan.EGC, Jakarta.
Potter, 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur
Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica.
Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Priharjo Robert, 1995. Tekhnik Dasar Pemberian Obat
Bagi Perawat. EGC, Jakarta.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan.
EGC, Jakarta.
Sigalingging, Ganda, 2010. Kebutuhan Dasar Manusia.
Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar